Rangkuman Estuf X KTB’s Week (Ibrani 5:11-14)
18 Maret 2022
Pdt Dr Chandra Koewoso
Mengapa bisa terjadi stagnasi pertumbuhan rohani?
- Hanya sedikit Gereja atau orang Kristen mempunyai definisi yang jelas dan terukur tentang apa itu sukses secara spiritual
- Kita telah mendefinisikan pemuridan sebatas pengetahuan di kepala saja, tetapi bukan tranformasi hidup yang seutuhnya
- Kita telah memilih untuk mengajarkan orang secara acak, bukan dengan cara pendekatan yang teratur dan terarah secara sistematis
- Tidak ada tempat cek dan ricek bagi pertumbuhan iman kita, atas apa yang kita katakan, pikirkan, dan percayai
- Ketika kita bicara pemuridan, kita terjebak untuk lebih mempromosikan program oriented daripada people oriented
- Pendekatan small group yang gagal dilakukan secara komprehensif
- Para pemimpin tidak serius pada pertumbuhan rohani orang-orang yang dipimpinnya
- Kita terlalu banyak menginvestasikan pada orang-orang yang sudah lebih berumur daripada orang-orang muda
- Kita mengalihkan para pemimpin terbaik kita lebih kepada kesibukan pelayanan daripada terlibat lebih banyak pada proses pemuridan
Bagaimana cara mengatasinya?
- Passion: pemuridan tanpa passion hanyalah program organisasi
- Merasa bahwa pengetahuan yang luas tentang Kekristenan tidak cukup
- Kedewasaan: produk akhirnya adalah agar seseorang mencapai potensi tertinggi duniawinya di dalam Kristus
- Berlatih: kedewasaan rohani membutuhkan disiplin rohani
- Proses: pemuridan bukanlah tujuan, tetapi sebuah perjalanan
- Interaktif: pemuridan harus dilakukan dalam komunitas
- Multifaset: setiap murid harus tumbuh di berbagai bidang
- Seumur hidup: tidak mungkin dalam hidup ini untuk menyelesaikan proses menjadi dewasa secara rohani
- Christlikeness: meneladani Kristus
Mari refleksi bersama, sejauh apa kita sudah bertumbuh?