Move On

ESTUF 29 April 2022

Ayat Bahasan : Mazmur 34 : 19

Pembicara : Ev Fillia A. Laua

 

“Tis better to have loved and lost than never to have loved at all.”

– Alfred, Lord Tennyson

Banyak hal yang dapat menjadi penyebab dari patah hati. Baik itu ketidakseriusan (ghosting, haunting, breadcumbing, benching, stashing), toxic relationship, hingga adanya perbedaan bisa menjadi penyebab dari patah hati. Adapun dampak dari patah hati ini dapat berupa hilang semangat, hidup menjadi sembarangan, hingga mungkin adanya dorongan untuk bunuh diri. Patah hati juga dapat dialami oleh semua golongan, baik anak muda hingga orang dewasa. 

Bagaimana sikap kita ketika menghadapi patah hati ? 

Kebanyakan orang akan sullit mendengar pendapat atau masukkan ketika pada fase patah hati. Hal ini meembawa kita kepada pembahasan preventif yaitu :

Bagaimana mempersiapkan diri sebelum menjalin relasi?

Untuk meminimalisir dampak buruk dari kegagalan dalam suatu relasi, ada beberapa hal yang perlu kita pikirkan dan siapkan sebelum memulai suatu relasi. Hal-hal tersebut dapat berupa :

  • Mengetahui Tujuan Relasi

Tujuan dari hidup kita adalah untuk memuliakan Tuhan dan untuk menikmati relasi serta kemuliaan Tuhan. Hal ini juga dapat diaplikasikan dalam kaitannya dengan alasan kita membangun relasi.

Pacaran merupakan masa persiapan memasuki pernikahan. Pacaran juga harus memiliki unsur memuliakan Tuhan. Relasi yang dibangun juga harus merupakan suatu wadah memuliakan Tuhan.

  • Menyelaraskan Perbedaan

Diskusikanlah hal-hal penting yang dapat menjadi konflik dalam relasi. Hal ini juga terkait visi, karakter, passion, pola asuh, pola keuangan, pola komunikasi, dsb. Penyelerasan harus dilakukan, dengan catatan tidak menuntut dan memaksa orang untuk berubah. Seseorang hanya akan berubah dengan pertemuan atau jamahan langsung dari Tuhan. Komunikasikanlah semua hal penting tersebut secara baik-baik.

  • Siap Lanjut Siap Patah Hati

Ketika kita memutuskan untuk melanjutkan suatu relasi, mendalami suatu hubungan dengan komitmen, kita juga harus siap untuk mengalami patah hati. Cinta harus “saling” serta “dipupuk” untuk dapat bertahan dan bertumbuh.

 

Bagaimana jika akhirnya tetap terjadi patah hati?

Mazmur 34 : 19 memuat kisah Daud yang sedang dalam pelarian dari musuh (pergumulan yang berat). 

Dari bacaan Mazmur 34  ini, kita dapat mengambil pelajaran untuk menghadapi patah hati, berupa :

(Ay 2-5) – memuji Tuhan dan mencari Tuhan;

Damai sejahtera yang sesungguhnya dapat terjadi jika kita mencari dan datang kepada Tuhan. Walaupun kita tidak dapat melihat seluruh rencana Tuhan, kita seharusnya tetap memandang Tuhan sebagai satu-satunya sumber kedamaian dari permasalahan kita;

(Ay 7) – tunjukanlah pandanganmu;

(Ay 11) – orang yang mencari Tuhan, tidak akan kekurangan;

(Ay 12) – takut akan Tuhan (jaga lidah dan jauhi yang jahat)

Mazmur 34 juga beberapa kali menekankan peran Tuhan sebagai berikut :

(Ay 16-23) – Mata Tuhan tertuju pada orang benar;

(Ay 17) – Tuhan menentang orang jahat;

(Ayat 19) – Tuhan dekat;

(Ayat 20) – Tuhan melepaskan;

(Ayat 23) – Tuhan membebaskan.

Secara garis besar, dalam menghadapi patah hati, kita harus senantiasa berusaha mendekatkan diri dengan Tuhan, serta kita sebagai mahasiswa/i Kristen perlu memikirkan dan menyiapkan 3 poin penting sebelum memulai suatu relasi, yaitu mengetahui dengan benar tujuan dari relasi, pentingnya menyelaraskan perbedaan, hingga menyiapkan diri untuk siap patah hati jika memutuskan untuk memulai suatu komitmen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *